Minggu, 28 September 2014

Hiking Sehari Ke Gunung Tangkuban Perahu Via Jaya Giri

Tangkuban Parahu atau Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu gunung yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Sekitar 20 km ke arah utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, Gunung Tangkuban Parahu mempunyai ketinggian setinggi 2.084 meter.

Jika anda punya keinginan untuk hiking sementara waktu anda terbatas, kegiatan ini mungkin bisa menjadi pilihan untuk anda. Hiking satu hari ke Gunung Tangkuban Perahu melalui rute Jaya Giri Lembang.
Jika anda berangkat dari Bandung dan tidak membawa kendaraan, anda bisa menggunakan angkutan umum atau angkot jurusan Ciroyom-Lembang. Ongkosnya Rp. 6.000,- sampai dengan perempatan jalan masuk ke pintu gerbang masuk Jaya Giri. Dari perempatan tersebut anda harus jalan kaki kurang lebih 30 menit untuk sampai ke gerbang  masuk Jaya Giri. Atau bisa turun di gerbang Jaya Giri menggunakan angkot yg dari Bandung. Jika anda pintar menawar ongkosnya kurang lebih Rp. 10.000,- dari Bandung sampai dengan pintu gerbang masuk Jaya Giri. Atau alternatif lain bisa menggunakan jasa ojeg.
Sampai di pintu gerbang masuk ke Jaya Giri, anda harus membayar tiket Rp.5.000,- per orang. Di pintu gerbang ini anda dapat menyiapkan perbekalan dan fisik dahulu sebelum memulai aktifitas. Terdapat warung makanan yang menyediakan makanan khas dan enak-enak.
Dari pintu gerbang masuk, anda jalan lurus terus mengikuti jalur. Jalanannya sedikit menanjak dan mulai masuk ke perkebunan pinus milik perhutani yang dikelola oleh masyarakat. Setelah masuk ke perkebunan pinus, perjalanan akan dimanjakan oleh udara sejuk dan pemandangan hutan yg indah.
Setelah berjalan kurang lebih satu jam, anda akan menemui perempatan.

Ringasan Perjalanan :
I. PERGI
- Naik Angkot Gasibu - Siliwangi @ 2.000,-
- Naik Angkot Siliwangi - Setiabudi @ 4.000,-
- Naik Angkot Setiabudi - Jaya Giri Lembang @ 7.000,-
- Tiket Masuk Jaya Giri @ 5.000,-
 II. PULANGA
- Angutan Terminal Kawah Ratu - Cikole Lembang @ 8.000,-
- Angutan Pedesaan Cikole - Lembang @ 5.000,-
- Angutan Lembang - Setiabudi @ 5.000,-

Kamis, 18 September 2014

Berkunjung Ke Baduy Dalam, Belajar Hidup Dari Orang Kenekes

Wisata Gunung Padang Cianjur, Melihat Situ Megalitikum Terbesar




Pendakian Gunung Guntur Garut (2.249 mdpl)

Landscape Puncak 1 Gunung Guntur Garut.

Satu lagi gunung di daerah Garut yang berhasil saya daki. Bulan ini (Juni 2014) genap sudah saya selesaikan expedisi gunung-gunung di daerah Garut. Setelah sebelumnya gunung cikuray, papandayan, kini giliran  sebuah bukit gersang. Yah, bukit gersang, itulah yang bisa kita lihat dari gunung guntur dari kejauhan.

Gunung guntur  berjenis gunung stratovolcano. Gunung ini berbeda dari gunung-gunung lainnya yang ada di daerah Garut. Dari kejauhan gunung ini terlihat seperti bukit gundul karena sebagian besar dari gunung ini terisi oleh padang ilalang. Itulah kenapa gunung ini terlihat berwarna coklat muda jika dilihat dari kejauhan.

Untuk mencapai gunung ini dari daerah Bandung atau Garut kita bisa menggunakan bis tujuan terminal guntur. Dari terminal guntur kita bisa naik angkutan pedesaan yang ke arah cipanas garut lalu turun di lokasi penambangan pasir di kaki gunung guntur.
Dari lokasi penambangan pasir tersebut kita bisa menumpang truck angkutan pasir untuk naik ke atas sampai dengan ujung jalan yg sudah tidak bisa dilewati mobil lagi.

Untuk kegiatan pendakian gunung guntur sendiri sampai saat ini belum ada pengelolaan secara resmi. Ijin pendakian bisa kita dapat dari kepala desa setempat.
Pendakian dimulai dari lokasi penambangan pasir. Selanjutnya kita akan menyusuri pinggiran sungai. Jalur pendakian cukup terjal. Menurutku jalur pendakian gunung guntur lebih terjal dibanding gunung cikuray, walaupun secara ketinggian gunung cikuray jauh lebih tinggi dan jalur pendakiannya lebih panjang.
Setelah melewati hutan, selanjutnya kita akan melewati padang ilalang  sampai puncak.

Pendakian Gunung Papandayan Garut (2.665 mdpl)

Kabupaten Garut merupakan tempat yang menarik bagi para pendaki. Kenapa? karena di Garut terdapat 3 gunung yang saling berdekatan dan memiliki panorama yang sangat indah juga track pendakian yang cukup menantang. Gunung-gunung tersebut adalah Gunung Cikuray, Gunung Papandayan dan Gunung Guntur.

Setelah berhasil melakukan pendakian Gunung Cikuray pada minggu sebelumnya, rencana pendakian selanjutnya  adalah Gn. Papandayan. 
Gunung papandayan yang bertipe Stratovolcano ini, saat sebelum meletus pada tahun 2002 lalu mempunyai empat buah kompleks kawah besar tapi setelah meletus kawah ini menyatu menjadi sebuah areal kawah yang cukup besar, dan kawah ini terlihat jelas dari kejauhan.

Setelah koordinasi dengan kawanku Joe di Bandung, pendakian ini akan diikuti oleh team anak-anak minang dari Jakarta dan Bandung. Persiapan pendakian sendiri telah disiapkan oleh teman-teman dari komunitas "Sahabat Ransel".

Jumat, 6 Juni 2014.
Pulang kerja dari Jakarta Pkl. 16.00  saya langsung mengarah ke Bandung untuk bergabung bersama team. Perlengkapan dan perbekalan untuk team sendiri semusnya sudah disiapkan oleh team yg berada di Bandung dan Garut. Jadi Rencananya saya tinggal packing kebutuhan sendiri, lalu bergabung bersama team.

Pkl. 20.00 saya dengan seorang teman di Bandung (Rangga) memutuskan untuk pergi ke garut duluan. Tujuannya adalah Basecamp nya GERHANA karena harus menjemput satu orang kawan dari garut sekalian istirahat. Malam itu saya habiskan waktu untuk istirahat mengumpulkan energi sebelum pendakian besok pagi-pagi sekali.

Sabtu, 7 Juni 2014.
Rombongan dari Jakarta dan Bandung lainnya tiba di Garut Pkl. 04.30. Kamipun bertiga dari Basecamp GERHANA bergabung dengan rombongan anak-anak minang dari Terminal Guntur untuk melanjutkan perjalanan ke parkiran gunung Papandayan. Dari parkiran tersebut rencananya kami akan memulai pendakian gunung Papandayan menuju kawah Papandayan. 
Kompleks kawah gunung Papandayan bisa didatangi oleh masyarakat umum yang bukan pendaki gunung sekalipun, ini dimungkinkan karena adanya jalan aspal yang mulus yang membentang dari bawah hingga kedekat kawah gunung ini.

Pkl. 07.00 kami telah sampai di plataran parkir papandayan, istirahat sebentar di salah satu warung sambil sarapan. Pkl. 08.00 kami memulai pendakian menuju kompleks kawah papandayan. Kompleks kawah papandayan dari parkiran tidak terlalu jauh jaraknya, kurang lebih 30 menit.

Pemandangan pagi hari di kompleks kawah ini begitu indah, bebatuan yang warna-warni di sinari matahari pagi menciptakan suasana yang tidak biasa. Dari kejauhan terlihat kepulan asap tebal dari pusat kawah.
Landscape Kawasan Kawah Papandayan - Garut.
Dari kompleks kawah papandayan perjalanan kami lanjutkan, tujuan selanjutnya adalah Alun-alun Pondok Saladah. Alun-alun Pondok Saladah adalah Camping Ground nya Gunung Papandayan. Para pendaki atau wisatawan biasanya mendirikan tenda disana. Perjalanan dari kompleks kawah ke Pondok saladah kurang lebih memakan waktu 90 menit.

Sepanjang perjalanan dari kompleks kawah ke Pondok Saladah kita akan disuguhkan oleh pemandangan yang sangat indah. Perjalananpun tidak akan terasa capek karena kita disuguhi pemandangan yang luar biasa.

Pkl. 11.00 kami sudah sampai di pondok saladah. Pondok saladah sendiri adalah camping ground dengan lapangan yang luas. 
Hari itu pondok saladah sangat ramai. Banyak sekali para pendaki yg mendirikan tenda, mungkin memang sedang musimnya. Kami sempatkan untuk menyapa beberapa pendaki yg ada di pondok saladah pada saat itu. Setelah istirahat sebentar dan berbincang-bincang dengan pendaki lainnya, kami mulai menyiapkan makan siang dan mendirikan tenda.
Perjalanan menuju alun-alun pondok saladah.

Landscape dari alun-alun pondok saladah.
Di pondok saladah banyak sekali tumbuh pohon cantigi dan beberapa mulai ditumbuhi  bunga edelwise. Sumber air dari pondok saladah tidak terlalu jauh karena ada aliran sungai. Disinilah tempat pavorit para pendaki papandayan mendirikan tenda.
Suasana Camp di Alun-alun Pondok Saladah - Papandayan.
Pkl. 13.00 Setelah makan siang dan mendirikan tenda, saya langsung merebahkan badan dan beristirahat sejenak mengumpulkan energi. Rencananya sore-nya kami akan naik ke puncak papandayan lalu turun ke Tegal alun-alun. Tegal alun-alun adalah lapangan luas yang ditumbuhi bunga edelwise, inilah padang edelwise terbesar di Jawa Barat, setelah di Gunung Gede dan Pangrango.

Pkl. 16.00 kami bangun lalu bersiap untuk pergi ke tegal alun-alun. Setelah bersiap dan bertanya rute yang harus kami lewati, kami (bertiga) memulai perjalanan. Untuk mencapai tegal alun-alun dari pondok saladah kita harus melewati sebuah rawa (tanah yang berlumpur), lalu dengan menyusuri aliran sungai kering disepanjang tebing yang mengarah ke puncak papandayan. Dari kejauhan aliran sungai kering ini terlihat jelas.
Perjalanan untuk sampai puncak papandayan dari pondok saladah cukup melelahkan, karena kita berjalan disela-sela pohon cantigi yang rapat dan menanjak.

Kami sampai puncak Pkl. 17.30, hari sudah mulai gelap dan penerangan yang kami bawa terbatas. Setelah berdiskusi dengan teman-teman kami putuskan untuk turun kembali dan tidak melanjutkan perjalanan ke Tegal alun-alun khawatir takut akan sampai pada saat hari sudah gelap. Dari puncak papandayan terlihat pemandangan death forest (hutan mati) yang indah. Dari puncak kami turun kembali ke pondok saladah.

Minggu, 8 Juni 2014.
Bangun pagi lalu bersih-bersih badan di sungai yang ada di pondok saladah, sungainya masih sangat asri dan bersih. Kami mulai menyiapkan sarapan dan berkemas untuk turun.
Setelah selesai berkemas, kami putuskan untuk turun duluan dan berpisah dari rombongan team anak-anak minang karena kami akan bermain-main dulu di kawasan Death Forest (Hutan Mati).

Kawasan hutan mati dipapandayan begitu indah, pohon-pohon yang terbakar akibat letusan papandayan dibiarkan dan tidak dipugar, terlihat seperti hutan kering yang tidak dapat ditumbuhi pohon-pohonan.
Pemandangan di death forest papandayan.
Dari death forest kami lanjutkan untuk turun ke parkiran. Jalur turun kami rubah, tidak menggunakan jalur pada saat naik. Kami memilih jalur yang pendek, tapi cukup terjal karena kita berjalan menurun di bibir kawah. 

Pendakian Gungung Cikuray Garut (2.841 mdpl)

Setelah liburan pendakian kurang lebih satu tahun, karena terakhir pendakian gunung terakhirku itu Agustus 2013 (Pendakian Gn. Ciremai) , akhirnya semangat pendakian tumbuh kembali dan tidak dapat dibendung.
Setelah berhasil mencari dan mengumpulkan kawan rencana pendakian pun dibuat. Dan rencana itu mengarah ke Garut, Puncak tertinggi ke-2 di Jawa Barat dengan ketinggian 2845mdpl itulah Puncak Gunung Cikuray.

Jumat, 30 Mei 2014 
Setelah berhasil ijin kerja dari kantor dan menyelesaikan beberapa pekerjaan. Pukul 17.00 Kami langkahkan kaki  dari Jl. Burung Gereja BDG (Basecamp) biasanya kami singkat BURGER menuju terminal Cicaheum untuk mengambil bis kearah Garut.

Rombongan pendakian dari Bandung.


Dari Basecamp kami naik angkot jurusan Cicaheum-Ciroyom menuju terminal Cicaheum. Sampai di Cicaheum kami melanjutkan pakai bis ke Garut dengan tujuan terminal Guntur. Sampai di terminal Guntur kami carter angkot untuk menuju ke basecamp nya komunitas Pencinta Alam Gerhana di komplek Universitas Garut (UNIGA) karena harus menjemput dua orang teman kami Astri dan Oneng.

Sampai di bascamp Gerhana pukul 19.00, kami langsung melakukan packing ulang karena sebagian logistik dan konsumsi di kumpulkan di garut. Setelah selesai packing dan memesan mobil Pick-Up kami langsung mengarah ke Pos Pertama Pendakian yaitu Pos Pemancar TV melalui desa Cilawu.

Sampai di desa Cilawu perjalanan kami di hadang oleh sekelompok tukang ojeg. Tukang ojeg disana tidak memperbolehkan kami lewat desa tersebut menggunakan jasa sewa pick up dan harus menggunakan jasa mereka untuk melanjutkan perjalanan ke Pos Pemancar. Alsasannya karena itu adalah trayek mereka sebagai Ojeg (Wah debat sama tukang ojeg disana susah).
Setelah berdebat yang tak kunjung ada penyelesaiannya kamipun mengalah dan mengambil rute lain untuk menuju ke Pos Pemancar. Akhirnya pak sopir kami membawa kami melewati perkebunan teh untuk menuju ke Pos Pemancar.
Masuk perkebunan Teh kami harus membayar tiket sebagai wisatawan kalo gak salah per orang nya 3000.
Perjalanan kami menjadi sangat panjang karena harus melewati jalan berbatu di perkebunan teh.

Sampai di pos pemancar pukul 23.00 kami langsung dirikan tenda dan membuat perapian untuk memasak air hangat dan makan ringan lainnya. Pos pemancar adalah pos pertama pendakian gunung cikuray, lokasinya merupakan perkebunan teh. Disana kalo siang banyak warung yang menjual berbagai makanan, lumayan untuk sekedar mengisi perut atau membeli perbekalan pendakian sekalipun.
Setelah mengisi perut, malam itu kami langsung istirahat di Pos Pemancar karena rencananya besok pagi sekali kami harus mulai pendakian.

Sabtu, 31 Mei 2014.
Bangun pagi, kami langsung disuguhkan pemandangan yang luar biasa di pos pemancar. Sunrise dari pos pemancar ini terlihat indah, ditambah dengan landscape perkebunan teh yang  menghijau, sungguh pagi itu menjadi pagi yang indah (padahal pendakiannya belum dimulai...).

Masak untuk sarapan sebelum pendakian.
Pagi itu kami naik ke puncakan bukit perkebunan teh untuk melihat sunrise lebih jelas di pos pemncar. sementara yang lain sibuk menyiapkan sarapan team.
Setelah sarapan, packing barang dan pemanasan pendakianpun dimulai dari pos pemancar.
Team SaGa Sebelum pendakian.

Di pos pemancar ini para pendaki harus melakukan registrasi dan menyimpan Kartu Identitas kepala regu.Untuk registrasinya kita harus bayar, kalo ndak salah Rp. 3.000,- .
Registrasi selesai pendakian kami lanjutkan. Sebelum pendakian sebaiknya mengisi perbekalan air di Pos Pemancar, terlebih jika musim kemarau.

Jalur pendakian Cikuray terdiri dari 7 Pos yang harus dilewati:
  • Pos Pemancar - Pos 1 : 50 Menit,
  • Pos 1 - Pos 2 : 50 Menit,
  • Pos 2 - Pos 3 : 120 Menit (Medannya menanjak dan curam)
  • Pos 3 - Pos 4 :  45 Menit (Lebih curam dari track sebelumnya)
  • Pos 4 - Pos 5 : 45 Menit
  • Pos 5 - Pos 6 : 50 Menit
  • Pos 6 - Puncak : 15 Menit

Summit Attack bisa dicapai dari Pos 6, karena area di Pos 6 cukup luas untuk mendirikan tenda dan perjalanan menuju puncak tidak terlalu lama.
Sunrise dari puncak gunung Cikuray.
Sunrise Puncak Gunung Cikuray.

Sunrise Puncak Gunung Cikuray.
Dari puncak gunung cikuray terlihat puncak Gunung Papandayan, Gunung Guntur dan Gunung Ciremai.
Keindahan sunrise di puncak Cikuray setidaknya dapat menggantikan rasa capek pendakiannya.
Sunrise di puncak cikuray terasa di negeri diatas awan. Dibawah puncak terlihat gumpalan awan putih seperti ombak. Rasa lelah pendakian ke puncak cikuray terbayar oleh keindahan alam dari puncak cikuray.



Team SaGa diatas bangunan di puncak gunung cikuray.

Katanya sih orang Indonesia.
Menikmati keindahan sunrise cikuray.


Minggu, 1 Juni 2014.
setelah selesai menikmati indahnya sunrise di puncak, kami langsung turun kembali ke tenda dan mulai menyiapkan sarapan sebelum dilanjutkan turun ke pos pemancar.

Prosesi doa sebelum turun gunung.
Di perjalanan turun sebelum sampai ke Pos Pemancar kami sempatkan singgah di sebuah warung di perkebunan teh sambil menikmati cemilan dan minuman untuk mengobati rasa capek.
Istirahat di warung di perkebunan setelah pos pemancar.

Sampai di pos pemancar kami langsung mengambil pick up untuk turun kearah terminal gunung guntur.
Pendakian gunung Cikuray memberi warna tersendiri, keindahan alam dan sulitnya track pendakian yang harus kami lewati memberikan pelajaran dan  pengalaman yang berharga.

Thank's To :
- Tuhan YME
- Teman-teman, Sahabat dari UNIGA, Rajawali dan PMB yang menemaniku dalam pendakian kali ini.
Dari stasiun pemancar, memulai pendakian melalui kebun teh dengan punggungan yang terlihat jelas, dari sana juga dapat terlihat bentuk punggungan yang akan didaki hingga menuju puncak Gunung Cikuray jika cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan melewati kebun teh hanya singkat, sekitar 30 menit dengan keadaan jalur yang gersang dan berdebu. Setelah itu baru memasuki hutan yang teduh. Di luar musim hujan, kondisi tanah masih terlihat gersang dan berdebu bila ditapaki. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-cikuray.html#sthash.ADwO1Gmu.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-cikuray.html
Muhammad Chamdun
Dari stasiun pemancar, memulai pendakian melalui kebun teh dengan punggungan yang terlihat jelas, dari sana juga dapat terlihat bentuk punggungan yang akan didaki hingga menuju puncak Gunung Cikuray jika cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan melewati kebun teh hanya singkat, sekitar 30 menit dengan keadaan jalur yang gersang dan berdebu. Setelah itu baru memasuki hutan yang teduh. Di luar musim hujan, kondisi tanah masih terlihat gersang dan berdebu bila ditapaki. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-cikuray.html#sthash.ADwO1Gmu.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-cikuray.html
Muhammad Chamdun
Dari stasiun pemancar, memulai pendakian melalui kebun teh dengan punggungan yang terlihat jelas, dari sana juga dapat terlihat bentuk punggungan yang akan didaki hingga menuju puncak Gunung Cikuray jika cuaca cerah tanpa kabut. Perjalanan melewati kebun teh hanya singkat, sekitar 30 menit dengan keadaan jalur yang gersang dan berdebu. Setelah itu baru memasuki hutan yang teduh. Di luar musim hujan, kondisi tanah masih terlihat gersang dan berdebu bila ditapaki. - See more at: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-cikuray.html#sthash.ADwO1Gmu.dpuf

Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-cikuray.html
Muhammad Chamdun